Keterpurukanku semakin dalam karena aku bodoh. Berani-beraninya melakukan hal itu tanpa berpikir jauh. Berpikir tentang impian. Berpikir tentang masa depan.
Kini apa yang harus aku gali? Jerat itu terasa mengekang. Tak ada jalan keluar. Meskipun ada, itu hanya sementara. Lalu dia datang. Lalu dia pergi. Lalu jerat itupun mengekang lagi.
Aku ingin menangis.
Tapi air mata ini mengering sekering ladang tandus.
Di manakah embun ilalang itu?
Aku ingin menyesal.
Tapi bibir ini merapat serapat lilitan jerat.
Di manakah putri cahaya itu?
Dengan sisa hembus nafas dan tekadku ini.
Yakinkan aku Tuhan, bahwa esok jerat itu kan pergi.
Ada apakah gerangan? 🤔
BalasHapusSemoga baik2 saja
biasa mas... dinamika kehidupan, hehe :D
HapusInsya Allah mas, semua masalah ada jalan keluarnya
BalasHapusAamiin... mksh sob
HapusNapa mas Michael? Kok galau lg?
BalasHapusHaha.. ada deh 😁
HapusKena jerat apakah mas Michael? Apakah jerat pinjol karena ada keperluan darurat? 🤔
BalasHapusMas Agus ini jgn2 seorg indigo ya.. kok bs nerawang sampe bnr bgt gitu.. 😂 jd malu
HapusProfundo y triste poema. A veces nos sentimos en un abismo a punto de caer. Te mando un beso.
BalasHapusMksh byk mbak J.P Alexander 😊
Hapusdalam keadaan pasang surut perasaan, yakinilah bahwa semua itu kan berganti terus berganti. semoga baik-baik saja.
BalasHapusAamiin mas.. 😊
Hapus