Apa yang sudah aku lakukan? Aku lalai. Aku terkulai. Pada tarian hujan aku meredam pedih. Mencoba mencari tonggak tuk aku raih. Tubuhku mengambang. Di atas jurang yang menganga.
Keterpurukanku semakin dalam karena aku bodoh. Berani-beraninya melakukan hal itu tanpa berpikir jauh. Berpikir tentang impian. Berpikir tentang masa depan.
Kini apa yang harus aku gali? Jerat itu terasa mengekang. Tak ada jalan keluar. Meskipun ada, itu hanya sementara. Lalu dia datang. Lalu dia pergi. Lalu jerat itupun mengekang lagi.
Aku ingin menangis.
Tapi air mata ini mengering sekering ladang tandus.
Di manakah embun ilalang itu?
Aku ingin menyesal.
Tapi bibir ini merapat serapat lilitan jerat.
Di manakah putri cahaya itu?
Dengan sisa hembus nafas dan tekadku ini.
Yakinkan aku Tuhan, bahwa esok jerat itu kan pergi.
----- Desah Kian Dera -----
Keterpurukanku semakin dalam karena aku bodoh. Berani-beraninya melakukan hal itu tanpa berpikir jauh. Berpikir tentang impian. Berpikir tentang masa depan.
Kini apa yang harus aku gali? Jerat itu terasa mengekang. Tak ada jalan keluar. Meskipun ada, itu hanya sementara. Lalu dia datang. Lalu dia pergi. Lalu jerat itupun mengekang lagi.
Aku ingin menangis.
Tapi air mata ini mengering sekering ladang tandus.
Di manakah embun ilalang itu?
Aku ingin menyesal.
Tapi bibir ini merapat serapat lilitan jerat.
Di manakah putri cahaya itu?
Dengan sisa hembus nafas dan tekadku ini.
Yakinkan aku Tuhan, bahwa esok jerat itu kan pergi.